Seringkali di dalam hidup kita melupakan kebaikan, ajaran dan perintah-Nya. Namun ayat 1 menegaskan biarlah hal itu tetap dijaga dengan memperhatikan motivasi hati. Sesungguhnya, dengan memelihara perintah-Nya, kita mendapatkan berkat yang luar biasa termasuk umur panjang dan damai sejahtera. Sering kita jumpai bahwa Kekristenan saat ini menerima pendekatan dunia terhadap kesehatan, contohnya kesehatan tergantung pada apa yang dimakan, olahraga, dan gaya hidup lainnya. Hal tersebut tidak salah, tetapi jauh lebih penting adalah ketika kita dapat hidup tunduk pada otoritas Tuhan, berjalan dalam damai dan sukacita, memilih untuk mengampuni dan tidak kepahitan, karena hati yang gembira adalah obat.
Sebagai orang percaya, penting untuk “menulis” kebenaran Elohim pada hatinya, hal tersebut dapat dimulai dengan memperkatakan firman atas diri dan situasi kita (Mazmur 45:2). Banyak orang menginginkan perkenanan tetapi belum tentu mau berkomitmen pada belas kasih dan kebenaran. Seharusnya kita bersandar penuh pada hikmat dan pengertian Elohim dan bukan pada pengertian sendiri karena manusia hanya mampu melihat satu langkah kedepan, sedangkan Tuhan mampu melihat jauh kedepan.
Ketika Adam dan Hawa melakukan dosa, hal tersebut atas dasar meninggikan pemikiran sendiri diatas pemikiran Tuhan. Bagian dari takut akan Tuhan adalah menghargai hikmat-Nya melebihi hikmat diri sendiri. Banyak manusia hanya melakukan jalannya sendiri, padahal seharusnya dengan mengikuti jalan-Nya artinya adalah bahwa kita mengakui Dia dalam tindakan kita, termasuk dengan memberi yang terbaik untuk Tuhan. Memberi kepada Tuhan dengan kerelaan hati tidak akan mengurangi milik kita, tetapi dengan iman kita percaya bahwa Tuhan pasti akan selalu memelihara kita dan melipatgandakan berkat-Nya kepada kita karena Tuhan tidak pernah berhutang. dan tentunya tak lupa kita memberi sebagai ucapan syukur atas apa yang kita terima dengan mengembalikan sepersepuluh milik Tuhan (ayat 10).
Tuhan mendidik, mengajar dan mengoreksi kita tetapi bukan dengan hal yang jahat seperti kemiskinan dan sakit penyakit, melainkan Tuhan telah memberikan firman-Nya untuk mengoreksi kita. Seperti seorang ayah mendidik anak-Nya yang dikasihi, demikian juga dengan Tuhan Yesus. Sebagai orang percaya, penting untuk hidup dalam firman Tuhan dan berhikmat dalam tindakan di kehidupan sehari-hari, termasuk memahami bahwa kita hidup bukan hanya untuk diri sendiri tetapi bisa menjadi berkat untuk orang lain, sehingga melalui tindakan kita yang memperlakukan sesama dengan baik, maka lingkungan sekitar akan melihat Tuhan Yesus yang hidup di dalam setiap orang percaya.
Bible Reference:
Amsal 3