Dalam hidup ini kita butuh masukan dan nasihat dari orang sekitar untuk menjadi pribadi yang lebih bijaksana. Amsal mengatakan bahwa orang-orang yang memisahkan atau mengisolasi diri adalah orang bebal yang menentang hikmat karena hanya berfokus pada diri sendiri dan kenyamanan diri sendiri. Semua orang memiliki masalah, tetapi tidak boleh kita menarik diri dan memisahkan diri secara terus-menerus. Faktanya, ada orang-orang yang terluka kemudian memutuskan untuk mengisolasi diridan memelihara kepahitan dengan gereja. Hal ini tidaklah bijaksana, teruslah bersekutu dengan Tuhan dan dengan orang-orang pilihan-Nya yang ditempatkan dalam hidup kita untuk mendukung kita, apalagi jika kita adalah seorang pelayan Tuhan dan seorang pemimpin. Berlakulah adil dan bijaksana terhadap diri kita sendiri dan orang-orang yang kita pimpin.
Sebagai orang percaya, keadilan adalah salah satu prinsip hidup yang harus di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kita juga harus menilai seseorang berdasarkan kebenaran dan bukan berdasarkan seberapa kaya atau seberapa tinggi jabatan yang dimiliki orang tersebut. Seringkali orang kaya memandang rendah sesuatu dan menyelesaikan masalah dengan suap, sebagai orang percaya kita berperan penting untuk hidup bijaksana dan adil.
Nama Tuhan Yesus sangat dahsyat, ketika kita memanggil nama-Nya dengan iman maka Dia akan menjawab doa kita. Arti “dalam nama Yesus” yaitu kita mengerti “apa yang telah dilakukan Yesus, posisi kita di dalam Yesus dan bagaimana kita menerima janji Yesus di dalam firman-Nya” sehingga kita menyadari bahwa kita telah diberikan kuasa untuk memakai nama-Nya. Banyak orang tahu nama-Nya tetapi belum tentu mengenal nama-Nya yang penuh kuasa. Dengan iman dan kerendahan hati kita menyadari bahwa seharusnya kita melakukan apapun yang terbaik di dalam Nama Yesus.
Kerendahan hati adalah pilihan. Seberapa banyak orang yang mau memiliki kerendahan hati terutama anak muda? Orang muda akan berpikir bahwa ia hebat dan menakjubkan, mereka akan belajar kerendahan hati saat kegagalan terjadi dalam hidupnya. Sebaliknya, orang tua tidak akan sesombong anak muda karena adanya kesadaran bahwa hidup bukan tentang kekuatan dan kekuasaan melainkan hubungan dengan Tuhan dan hal-hal yang Tuhan lakukan. Melalui kitab Amsal, kita belajar bahwa tidak harus menunggu tua untuk kita nelajar arti kerendahan hati dan memiliki kerendahan hati.
Kita menuai apa yang kita tabur, salah satunya melalui benih perkataan. Kata-kata bisa menyakiti seseorang tanpa menyentuh, atau bahkan menyebabkan luka yang lebih sakit dari pukulan. Kata-kata bukanlah sesuatu yang keluar kemudian menghilang tetapi akan menghasilkan buah, maka pastikan kata-kata kita menghasilkan kehidupan karena hidup dan mati dikuasai oleh lidah (amsal 18:20).
Iblis senang menghancurkan hubungan, kesatuan dan kesepakatan manusia. Kita semua pernah mengalami situasi kesalahpahaman antara sesama. Hal yang menarik di dalam kitab Amsal adalah bahwa kitab ini mengajarkan kita untuk tidak cepat menarik kesimpulan atas pengertian sendiri. Tuhan memberikan kita dua telinga untuk mendengar dan satu mulut untuk berbicara, marilah kita memilih untuk lebih banyak mendengar sebelum berbicara, dan yang utama adalah mengizinkan Roh Kudus menguasai dan mengendalikan lidah kita ketika menghadapi masalah yang mengintimidasi kesehatan emosional kita. Jadilah duta Kristus yang cerdas secara emosional, bukan hanya secara intelektual dan spiritual.
Bible Reference:
Amsal 18