Amsal 1

Kitab Amsal ditulis oleh raja Salomo, anak dari raja Daud. Salomo adalah orang paling bijaksana yang pernah hidup karena ia memperoleh hikmat yang diinspirasi oleh Elohim. Hikmat yang diperoleh oleh Salomo berbeda dengan hikmat dunia. Hikmat manusia bertentangan dengan firman Tuhan dan pada akhirnya berujung pada kesia-siaan. Tidak disadari bahwa hikmat manusia menyebabkan kerusakan moral manusia, misalnya banyaknya tindakan sia-sia yang dilakukan seseorang karena bergantung pada pengertian sendiri.

Kitab Amsal mencatat tentang prinsip-prinsip hidup yang diberikan Elohim untuk mendatangkan kebaikan dan hidup dengan melakukan keadilan. Masalah yang terjadi bahwa banyak orang telah meninggalkan firman Tuhan dan hidup berdampingan dengan ketidakadilan, kebohongam manipulatif dan penipuan. Hal tersebut menjadi senjata bagi iblis untuk membinasakan manusia. Maka dari itu, kitab Amsal memperlengkapi setiap orang percaya dengan pengetahuan ilahi karena kebutuhan manusia yaitu kekurangan pengetahuan (Amsal 1:2-4 dan Hosea 4:6).

Manusia akan terus membutuhkan didikan. Jika hidup seseorang kelihatan berantakan maka kitab Amsal sangat cocok, tetapi jika hidup seseorang sudah bijaksana maka kitab Amsal akan membuat lebih bijak lagi (Amsal 1:5). Dasar utama hikmat dan pengetahuan dimulai dari takut akan Tuhan, yaitu dengan menghormati, mengagumi dan mengakui keberadaan Elohim. Saat ini dunia melahirkan orang-orang yang dianggap sebagai orang pintar, memiliki jabatan, orang-orang dihormati tetapi mereka tidak memiliki rasa takut akan Tuhan dan menyangkal keberadaan Elohim. Kitab Amsal mengatakan bahwa semuanya ini adalah sia-sia karena pencarian hikmat dimulai dengan mencari Tuhan sebagai sumber dari segala hikmat (Amsal 1:7).

Dasar hikmat yang kedua yaitu dimulai sejak masa kanak-kanak dengan menghormati orang tua (Amsal 1:8 dan Keluaran 20:12) karena Elohim menempatkan orang tua sebagai otoritas dalam hidup kita. Seberapa banyak anak-anak saat ini yang memiliki pemberontakan dalam hatinya, tidak menghormati dan menolak otoritas orang tua? Pemberontakan di masa muda akan menjadi benih yang menghasilkan buah yang buruk di dalam hidup seseorang kedepannya. Tentu saja di dalam hubungan anak dan orang tua biasa terjadi  kesalahpahaman atau miskomunikasi tetapi hal tersebut tidak membuat kita lepas dari sikap bijaksana dalam menalar hal-hal atau perintah-perintah dari orang tua yang bertentangan dengan firman Tuhan.

Selain itu, hikmat dimulai dari cara kita memperlakukan seseorang dengan kasih (Imamat 19:18). Kasih sejati tidak mencari keuntungan bagi dirinya atau mencari keuntungan di orang lain. Kitab Amsal mengingatkan kita untuk tetap berhikmat dan bijaksana dalam tindakan karena kejahatan sedang berusaha agar kita mengikuti jalan yang jahat, tetapi hikmat tidak diam saja. Justru hikmat berseru kepada kita, karena hikmat bukan sesuatu yang sulit, tetapi yang perlu diperbaharui yaitu keadaan hati kita yang mati terhadap suara Tuhan (Amsal 1:20-21). Oleh karena itu kita perlu merendahkan hati sehingga mampu menerima kebenaran firman Tuhan. Tuhan mengundang setiap orang untuk hidup menurut jalan-Nya tetapi Tuhan tidak memaksa, dan setiap orang yang menolak undangan Elohim dan hidup menurut jalannya sendiri maka ujungnya akan menuntun pada kematian dan kehancuran.

Bible Reference:
Amsal 1