Semua hal di dunia ini ada batasnya, termasuk makanan. Makan bukanlah hal yang salah, tetapi jika makan berlebihan secara terus-menerus, merupakan hal yang dapat merugikan diri sendiri. Nafsu makan berbicara mengenai keinginan bukan kebutuhan, karena seseorang bisa kenyang tetapi tetap memiliki nafsu makan. Kitab Amsal mengingatkan agar tidak memanjakan nafsu, karena akan membahayakan seperti menaruh pisau pada tenggorokan sendiri. Salah satu cara mengatasi nafsu yaitu dengan berpuasa, karena dapat membantu menahan keinginan daging.
Di dalam firman Tuhan, orang yang bekerja keras dipuji, tetapi yang menjadi pembahasan di pasal ini yaitu tujuan orang bekerja keras. Banyak orang bekerja keras dengan tujuan untuk memperkaya diri sendiri, seharusnya kita bekerja keras untuk bisa bsrmurah hati memberi dan melayani karena saat kita bekerja maka Tuhan sendiri yang akan menyediakan menurut kekayaan-Nya.
Orang kaya berpotensi untuk memberikan suap. Iblis memakai cara ini untuk menggoda kita ke jalan yang menyimpang dari kebenaran, dimana akan terasa manis di awal dan pada akhirnya hanya menjadi kutuk dan masalah. Kita tidak bisa berbicara kepada orang bebal karena mereka akan merendahkan kita, tetapi penjangkauan harus tetap ada sehingga ada potensi mereka dapat menerima kita. Merendahkan orang lain adalah hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, terutama saat kita menindas anak yatim atau mencuri hasil panen mereka, karena Tuhan membela orang yang tidak berdaya.
Pengetahuan dan didikan berasal dari pendengaran akan firman Tuhan. Mendidik anak membutuhkan pengetahuan, hikmat dan teladan dalam kebenaran. Kitab Amsal mengatakan bahwa lebih baik kita mendidik anak dengan disiplin daripada memanjakan anak yang sama halnya dengan membiarkan anak berjalan ke arah yang menyimpang. Semua orang tua akan bersukacita jika melihat anaknya hidup dalam kebenaran dan kejujuran. Seorang anak hendaklah menghormati dan mendengarkan nasihat orang tua di dalam Tuhan, karena hal tersebut adalah hikmat. Dan jika kita dapati orang tua melakukan hal yang tidak benar, bukan berarti lantas kita merendahkan mereka, melainkan tetap mendoakan mereka untuk kembali berfungsi dan berperan sebagai orang tua di dalam Tuhan.
Ada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan dan ada banyak hal yang dunia tawarkan agar kita jatuh ke dalam dosa, dan tidak sedikit orang yang terperangkap di dalamnya. Akhir zaman ini banyak kita temui orang melakukan perzinahan, perempuan menjual dirinya dan suami mengkhianati istrinya, tetapi satu hal yang harus dipahami bahwa masuk ke perangkap lubang perzinahan sama halnya dengan mengubur diri sendiri. Selain itu, banyak orang yang frustasi kemudian meluapkan emosinya dengan mabuk-mabukan. Mabuk-mabukan sama halnya dengan bermain ular, ada orang yang dapat mengendalikan ular dan ada juga yang tidak bisa. Tetapi ular tetap berpotensi dapat melukai. Demikian halnya dengan mabuk, untuk apa memilih mabuk-mabukan yang berpotensi dapat melukai, jika kita dapat menghindari hal tersebut?
Kita dimampukan untuk dapat mengendalikan emosi, nafsu serta keadaan hati kita sepenuhnya, dan salah satu yang harus kita kendalikan yaitu “iri hati”. Kitab Amsal mengingatkan agar kita tidak iri kepada hidup orang, terutama orang berdosa yang kelihatannya hidup sejahtera. Tetaplah berpengharapan di dalam Tuhan karena masa depan sungguh ada dan orang yang bergantung pada Tuhan tidak akan dipermalukan.
Bible Reference:
Amsal 23