Tidak ada satu pun dari kita yang tahu hari esok, maka kita perlu merendahkan diri di hadapan Tuhan, tetapi orang sombong tidak akan menyadari keterbatasannya. Lebih baik kita memilih untuk bersikap rendah hati dengan tidak pamer berbicara tentang semua pencapaian kita, biarlah orang lain mengakui hal-hal baik yang telah kita lakukan dan menceritakan hal-hal baik tentang kita. Bukan berarti kita tidak bisa menghargai atau memberikan apresiasi kepada diri sendiri, namun ketika orang lain yang memberikan pujian dan apresiasi, maka hal tersebut akan terlihat dan terdengar lebih meyakinkan.
Tidak ada yang salah dengan memberikan pujian atau kata-kata yang baik kepada seseorang, bahkan Amsal mendorong kita untuk memberikan pujian kepada sesama. Memberikan pujian tidak bisa secara terus-menerus karena tidak sehat dan tidak baik ketika melampaui batas normal. Selain pujian, kita juga memerlukan koreksi dari orang sekitar. Kita tidak bisa melihat dan mengawasi berbagai hal sepanjang waktu, maka kita perlu masukkan dari lingkungan sekitar. Besi tidak bisa menajamkan kayu karena besi menajamkan besi, demikian halnya manusia menajamkan sesamanya (ayat 16). Tidak ada orang yang bisa melihat wajahnya secara langsung kecuali melalui pantulan air atau cermin, demikian juga kita tidak bisa hidup sendiri tanpa nasihat dan dukungan dari orang-orang yang mengasihi kita.
Jika kita benar-benar mengasihi seseorang maka kita akan memberitahukan kebenaran, meskipun kita tidak bisa memaksa orang tersebut untuk menerima kebenaran. Demikian juga kasih, ketika melihat teman kita melakukan kesalahan maka kasih itu diekspresikan melalui teguran tanpa menghakimi, bukan dalam diam. Lebih baik teguran nyata daripada kasih yang tersembunyi. Teman dikatakan “sejati” ketika ia mau memberikan kita nasihat yang membangun. Persahabatan adalah salah satu aset terbesar dalam hidup, ada masa-masa dan situasi kondisi tertentu dimana sahabat berperan melebihi saudara. Bersyukurlah jika kita memiliki sahabat sejati seperti itu.
Anak-anak yang hidup bijaksana dalam kebenaran akan membuat senang hati orang tua. Orang bijak akan berpikir ke depan dan mengantisipasi apa yang akan terjadi misalnya dalam tindakan dan perbuatan, sedangkan orang bodoh akan terus berjalan melakukan apa yang diinginkan dan menghadapi konsekuensinya. Selain itu, orang bijak akan mengantisipasi semua kebutuhan yang akan datang karena kekayaan tidak akan bertahan selamanya, ia akan mengelola hartanya dengan efektif dan efisien.
Menjadi seorang istri yang bijaksana, tidak sepatutnya mengomel berlebihan karena akan membuat risih rumahnya terutama suaminya (ayat 15). Jika situasi ini sedang terjadi di keluarga kita, bukan berarti suami diperbolehkan mencari wanita lain dan melakukan perzinahan, melainkan berusaha mencari jalan tengah untuk menyelamatkan perkawinan mereka sesuai jalan Tuhan. Walaupun sangat sukar menyembunyikan pertengkaran, seperti menghentikan angin atau menyembunyikan suatu bau, tetapi berusahalah bersabar. Orang yang mencari keindahan di luar dari apa yang Tuhan telah siapkan, maka akan kehilangan keindahan yang sejati.
Ketahuilah bahwa orang yang melayani Tuhan dengan segenap hati akan di promosikan tepat waktu, mungkin saat ini kelihatan seperti tidak ada pengakuan dalam segala hal kebaikan yang telah kita kerjakan dengan sungguh-sungguh, tetapi di masa yang akan datang Tuhan akan mengangkat orang-orang yang tulus hati dan berjalan dalam kebenaran, karena janji-Nya Ya dan Amin.
Bible Reference:
Amsal 27