Amsal 30

Orang yang benar-benar berhikmat tidak akan meninggikan dirinya atau mengatakan bahwa hikmat berasal dari dirinya, tetapi mengakui bahwa hikmat berasal dari Tuhan. Firman-Nya adalah perisai untuk melindungi kita dari godaan dunia yang tidak mengenal kebenaran. Perisai iman tidak akan bekerja tanpa firman, karena iman timbul dari pendengaran akan firman Kristus (Roma 10:17). Orang yang telah mendengar dan mengenal firman tidak bisa untuk ‘menambah atau mengurangi’ karena firman-Nya bukan sekedar tulisan manusia tetapi di inspirasi langsung oleh Tuhan.

Ada hikmat dalam menjalani hidup terutama dalam memenuhi kebutuhan. Gaya hidup modern saat ini mendorong kita untuk berkelimpahan, dan memang tidak ada yang salah dengan menjadi kaya, namun jadilah peka dan tidak perlu flexing (pamer), dan janganlah memiliki penyakit iri hati lalu memaksakan diri. Kuncinya yaitu bersyukur karena sesungguhnya kekayaan dan kemiskinan adalah godaan yang datang bersamaan. Orang kaya cenderung tidak mengenali kebutuhan mereka, orang miskin mencari jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan dengan mencuri atau hal-hal menyimpang lainnya.

Generasi saat ini menolak standar moralitas, menjadikan diri sendiri sebagai standar dan merasa sudah hidup kudus sebelum bertobat. Selain itu, generasi saat ini hidup menurut pikiran mereka sendiri, hidup berdampingan dengan keangkuhan, memiliki perkataan yang kejam dan mematikan, ‘nyinyir’ dan menjadi pencemooh, bahkan tidak sedikit yang mengutuk orang tuanya dan hidup dalam pemberontakan. Hal ini jangan ditiru dan jangan dianggap biasa. Mari memgambil langkah berani bersikap sopan dan berkorban waktu serta berkomitmen dalam mengajarkan sopan santun.

Seekor lintah adalah binatang kecil yang tidak melakukan hal positif karena ia hanya menghisap darah dan menghisap kehidupan dari sesuatu tanpa memberi. Demikian halnya dengan orang-orang yang memakai ketidakmampuannya untuk membuat sekitarnya berbelas kasihan. Orang seperti ini berpikir bahwa segala sesuatu atau pusat alam hanya berfokus pada mereka.

Tanpa kita sadari, setiap hari Tuhan berbicara kepada kita. Untuk mengerti dan mengenal suara Tuhan, kita perlu membuka mata, memandang sekeliling dengan hati terbuka dan membiarkan Tuhan berbicara melalui ciptaan-Nya. Kita bisa melihat keagungan-Nya karena langit menceritakan kemuliaan Tuhan dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya (Mazmur 19:1-3).

Ada binatang-binatang yang memiliki kebijaksanaan sehingga kita dapat belajar. Semut adalah binatang kecil tetapi memiliki kerajinan dan kerja sama untuk mempersiapkan masa depan atau makanannya. Pelanduk atau kancil adalah binatang yang lemah tetapi mampu membuat rumahnya di bukit batu. Demikian manusia terlepas dari segala kelemahannya, jika kita membiarkan Tuhan berbicara artinya kita mengizinkan hikmat Tuhan melindungi kita. Belalang tinggal bersama dalam jumlah besar tetapi mereka bisa memiliki naluri dan hidup teratur. Laba-laba binatang kecil, namun jaringnya tidak bisa di cegah bahkan ada di istana raja-raja. Laba-laba memiliki ketelitian dan fokus yang tidak terbagi dalam membangun rumahnya, demikian halnya kita perlu berhenti mendengarkan perkataan orang yang tidak membangun dan jadilah peka untuk mengenali Roh Kudus di dalam kita sehingga kita bisa fokus bekerja dengan hikmat Tuhan.

Bible Reference: 
Amsal 30